Selasa, 24 Desember 2013

Khilafah vs Demokrasi 8

Khilafah vs Demokrasi 7

Khilafah vs Demokrasi 6

Khilafah vs Demokrasi 5

Khilafah vs Demokrasi 4

Khilafah vs Demokrasi 3

Khilafah vs Demokrasi 2

Khilafah vs Demokrasi 1

ISLAM VS DEMOKRASI

Rabu, 11 Desember 2013

Kumpulan Nafaits Tsamarat


Nafaits Tsamarat: AKu Heran Pada Tiga Hal


قال يحيى بنُ معاذ: عَجِبْتُ مِن ثلاثة: رجُل يَرائي بِعَمَلِهِ مخلوقًا مِثْلَه وَيتركُ أنْ يَعْمَلَهُ للهِ، وَرَجُل يَبْخَلُ بِمالهَ وَربهُ يستقرْضُه مِنه فلا يُقْرِضُهُ مِنه شَيْئًا، وَرَجُل يَرغَبُ في صُحْبةِ المخُلوقَين وَمَوَّدتِهَم والله يَدْعِوهُ إِلَى صُحْبَتِهِ وَمَودَته. (عبد الْعَزِيز بن محمد السلمان، موارد الظمآن لدروس الزمان الجزء الأول).
Yahya bin Mu’ad berkata: “Aku heran pada tiga hal: Pertama, seseorang yang beramal dengan riya’ (dipamerkan) kepada makhluk sesamanya, sebaliknya ia enggan beramal karena Allah. Kedua, seseorang yang kikir dengan hartanya, sementara Tuhannya meminta pinjaman padanya, namun ia tidak meminjamkan sedikitpun harta pada-Nya. Ketiga, seseorang yang senang bersahabat dan berkawan dengan para makhluk, sementara Allah menyerunya agar bersahabat dan berkawan dengan-Nya.” (Abdul Aziz bin Muhammad Salman, Mawârid al-Dzam’ân li Durûs al-Zamân Juz II).

 Nafaits Tsamarat: Kebaikan Itu Ada Pada Tiga Hal

Diriwayatkan dari Rasulullah Saw bahwa beliau bersabda: “Kebaikan itu ada pada tiga hal. Sehingga apabila ketiganya ini ada pada seseorang, maka sempurnalah imannya: Orang yang apabila ia senang, maka kesenangannya itu tidak memasukkannya ke dalam kebatilan; orang yang apabila ia marah, maka kemarahannya itu tidak mengeluarkannya dari kebenaran; dan orang yang apabila ia mampu-membalas kejahatan (dendam), maka ia memaafkannya.
Seseorang menyampaikan sebuah perkataan kepada Umar bin Abdul Aziz. Kemudian Umar berkata: “Anda ingin setan menghancurkan aku karena kebesaran kekuasaan. Aku hari ini sedang mendapatkan dari Anda apa yang akan Anda dapatkannya dari aku besok. Pergilah, semoga Allah merahmati Anda.
(Kitab Adab ad-Din wa ad-Dunya, Ali bin Muhammad bin Habib al-Mawardi asy-Syafi’iy)
Nafaits Tsamarat: Malu dan Keutamaannya
Dari Ibnu Umar-semoga Allah meridhoi keduanya-bahwa Rasulullah Saw melewati (bertemu) seseorang di antara kaum Anshor yang sedang menasehati saudaranya terkait sifat malu, (karena ia begitu pemalu hingga banyak hak-haknya yang tidak terpenuhi, maka saudaranya itu pun marah). Melihat itu, Rasulullah Saw bersabda:
«دَعْهُ فَإِنَّ الْحَيَاءَ مِنْ اْلإِيمَانِ»
Biarkan ia-dengan sifat malunya itu-sebab malu itu sebagian dari keimanan.” (HR. Al-bukhari dan Muslim).
Dari Imran bin Hushain-semoga Allah meridhoi keduanya-yang berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda:
«الْحَيَاءُ لاَ يَأْتِي إِلاَّ بِخَيْرٍ»
Malu itu tidak akan mendatangkan (sesuatu), kecuali kebaikan.” (HR. Al-bukhari dan Muslim).
Sedangkan dalam riwayat Muslim, Rasulullah Saw bersabda:
«الْحَيَاءُ خَيْرٌ كُلُّهُ»
Malu itu semuanya adalah kebaikan.”
Atau beliau bersabda:
«الْحَيَاءُ كُلُّهُ خَيْرٌ»
Malu itu semuanya adalah kebaikan.”
Dari Abu Hurairah-semoga Allah meridhoinya-bahwa Rasulullah Saw bersabda:
«الإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ، أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً، فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لاَ إِلهَ إِلاَّ الله، وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإِيمَانِ»
Iman itu memiliki tujuh puluh tiga lebih atau enam puluh tiga lebih cabang. Sedang yang paling utama (tinggi) adalah ucapan ‘Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah’; sementara yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan(batu, duri, kotoran, dll) dari jalan. Dan malu itu merupakan cabang dari keimanan.” (HR. Al-bukhari dan Muslim).
Dari Abu Sa’id al-Khudri-semoga Allah meridhoinya-yang mengatakan:
«كَانَ رَسُولُ اللّهِ أَشَدَّ حَيَاءً مِنَ الْعَذْرَاءِ فِي خِدْرِهَا فَإِذَا رَأَى شَيْئاً يَكْرَهُهُ عَرَفْنَاهُ فِي وَجْهِهِ»
Rasulullah Saw lebih pemalu dari pada perawan yang sedang dalam kamar pribadinya. Ketika beliau melihat sesuatu yang dibencinya, maka kami melihat hal itu dari wajahnya.” (HR. Al-bukhari dan Muslim).
Para ulama mengatakan bahwa hakikat malu adalah tabiat (kebiasaan) yang mendorong seseorang untuk meninggalkan perbuatan atau apapun yang buruk, keji dan cabul, serta mencegahnya dari mengabaikan hak orang lain.
Abu Qasim al-Junaidi-semoga Allah merahmatinya-berkata: “Malu adalah melihat berbagai kenikmatan dan melihat buruknya lalai terhadap perkara yang buruk, keji dan cabul. Kemudian dari keduanya itulah akan lahir suatu keadaan yang disebut dengan al-hayâ’, malu.” (Imam Nawawi, Riyâdhush Shâlihîn, hlm. 145).
Nafâits Tsamârat: Hati-hati Kehilangan Surga
Seorang lelaki di antara orang-orang shalih melakukan shalat malam. Kemudian ia membaca firman Allah SWT:
وَسَارِعُواْ إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (TQS. Ali Imran [3] : 133).
Lelaki tersebut terus mengulang bacaan ayat itu sambil menangis hingga pagi. Dikatakan padanya: “Sungguh sebuah ayat telah membuatmu menangis. Mengapa ayat seperti itu membuatmu menangis. Padahal ia menjelaskan bahwa surga itu luas dan lebar.”  Lelaki itu berkata: “Wahai putra saudaraku (keponakanku)! Betapapun luasnya surga itu, tidak ada gunanya bagiku jika aku di sana tidak memiliki tempat pijakan bagi kedua kakiku.”
Siapakah seseorang yang lebih butuh untuk menangis dan lebih dekat pada penderitaan dari pada seseorang yang menyakini bahwa surga tempat kembalinya dan kenikmatan tempat peristirahatannya. Kemudian yang ia dapati justru berbeda dari apa yang telah ia yakini; atau seorang yang telah kehilangan ketaatan yang membuka jalannya menuju surga dan yang mendekatkannya pada surga.
Dalam hal ini, seperti menagisnya Yunus bin Ubaid ketika menjelang kematiannya ia memandangi kedua kakinya sambil menangis. Dikatakan kepadanya: “Apa yang membuatmu menangis?” Yunus berkata: “Kedua kakiku tidak ada bekas debu bahwa keduanya telah digunakan di jalan Allah!”.

Nafais Tsamarat: Tidak Besedekah dan Tidak Berjihad, Lalu dengan Apa Anda Akan Masuk Surga?

Dari Basyir bin Khashashiyah radhiyallahu ‘anhu berkata: Aku mendatangi Rasululah Saw untuk membaiatnya atas Islam. Kemudian Rasulullah mengajukan syarat kepadaku: “Anda bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan bersaksi bahwa Muhammad hamba sekaligus Rasul-Nya, mendirikan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, membayar zakat, berhaji ke Baitullah, dan berjihad di jalan Allah.
Aku berkata, wahai Rasulullah: Ada dua syarat dimana aku tidak mampu. Pertama, zakat. Sebab saya tidak memiliki kecuali sepuluh unta. Unta-unta itu penopang hidup keluargaku dan kendaraan mereka.
Kedua, jihad. Dalam hal jihad ini mereka mengatakan bahwa siapa saja yang lari dari medan jihad, maka ia akan mendapat murka Allah. Aku khawatir bahwa ketika aku ikut dalam sebuah peperangan, aku takut mati, sehingga jiwaku menjadi lemas.
Rasulullah memegang tangannya, lalu menggerakkannya. Selanjutnya beliau bersabda: “Tidak bersadaqah dan tidak pula berjihad, maka dengan apa Anda akan masuk surga?
Aku berkata, wahai Rasulullah: “Aku membaiatmu.” Kemudian beliau membaiatku dengan semua syarat tersebut. (Hadis ini diriwayatkan oleh Baihaqi dan Hakim. Sedang Hakim men-shahih-kannya, dan disepakati oleh ad-Dzahabi).

Keindahan Islam Yang Berupa Perintah-Perintah Dan Larangan-Larangan


KEUTAMAAN ISLAM DAN KEINDAHANNYA

Oleh
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas


A. Keindahan Islam yang Berupa Perintah-Perintah:[1]
1. Islam memerintahkan kita agar bertauhid secara murni (beribadah hanya kepada Allah Azza wa jalla saja, tidak kepada yang selain-Nya), ber‘aqidah yang benar sesuai dengan pemahaman para Shahabat karena yang demikian itu dapat membawa kepada ketentraman hati. ‘Aqidah yang diajarkan Islam dapat menjadikan mulia, menampakkan harga diri dan memberikan kelezatan iman.

2. Islam memerintahkan agar berbakti kepada kedua orang tua, menghubungkan silaturahmi dan menghormati tetangga.

3. Islam mengajarkan agar berbuat dan berupaya untuk memenuhi dan membantu kebutuhan-kebutuhan kaum Muslimin dan meringankan beban kesengsaraan mereka.

4. Islam menganjurkan terlebih dahulu memberi ucapan salam kepada setiap muslim yang kita jumpai dan menolong kaum Muslimin.

5. Islam mengajurkan agar menjenguk orang yang sakit, mengantar jenazah, berziarah kubur, dan mendo’akan sesama kaum Muslimin.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ قِيْلَ: مَا هُنَّ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: إِذَا لَقِيْتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ، وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ، وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ، وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللهَ فَشَمِّتْهُ، وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ، وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ.

“Hak seorang muslim atas muslim lainnya ada enam.” (Para Shahabat bertanya), “Apa saja wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “(1) Apabila engkau berjumpa dengannya, maka ucapkanlah salam, (2) bila ia mengundangmu, maka penuhilah undangannya, (3) bila ia meminta nasihat, maka nasihatilah, (4) bila ia bersin lalu mengucapkan tahmid (alhamdulillaah), maka do’akanlah (dengan ucapan: ‘Yarhamukallaah’), (5) bila ia sakit, maka jenguklah, dan (6) bila ia wafat, maka antarkanlah jenazahnya (ke pemakaman).” [2]

6. Islam menyuruh agar berlaku adil kepada orang lain dan mencintai apa yang dicintai mereka sebagaimana kita mencintai diri sendiri.

اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ

“…Berlaku adillah, karena (adil itu) lebih dekat kepada takwa….” [Al-Maa-idah: 8]

7. Islam menyuruh berikhtiar untuk mencari rizki, menjaga kehormatan diri dan mengangkatnya dari posisi yang hina dan lemah.
Dalam mencari rizki, seseorang hendaknya berikhtiar terlebih dahulu, baru kemudian bertawakal (menggantungkan harapan) hanya kepada Allah Azza wa Jalla, sebagaimana yang diperintahkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam:

لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُوْنَ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ، تَغْدُوْ خِمَاصًا وَتَرُوْحُ بِطَانًا.

“Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sungguh-sungguh, maka sungguh kalian akan diberikan rizki oleh Allah sebagaimana Dia memberikannya kepada burung. Pagi hari ia keluar dalam keadaan kosong perutnya, kemudian pulang di sore hari dalam keadaan kenyang.” [3]

8. Islam mengajarkan berlaku amanah (dipercaya), menepati janji, baik sangka (husnu zhan), tidak tergesa-gesa dalam segala perkara dan berlomba dalam melakukan kebajikan.

B. Keindahan Islam Yang Berupa Larangan-Larangan:
Di antara keindahan Islam adalah larangan-larangan yang memperingatkan seorang muslim agar tidak terjerumus ke dalam keburukan dan ancaman keras atas akibat buruk dari perbuatan tercela itu. Di antara larangan Islam itu adalah:

1. Islam melarang syirik, yaitu menyekutukan Allah Azza wa Jalla dengan sesuatu. Allah Azza wa Jalla berfirman:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَاءُ ۚ وَمَن يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Allah mengampuni (dosa) selainnya bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” [An-Nisaa': 48]

2. Islam melarang kekafiran, kefasikan, kedurhakaan dan menuruti keinginan hawa nafsu.

3. Islam melarang bid’ah (mengadakan sesuatu ibadah yang baru dalam agama).

4. Islam melarang riba dan makan harta riba. Allah Subhanahu wa Ta'ala melaknat orang yang makan riba, wakilnya, saksi dan penulisnya.[4]

5. Islam melarang sifat takabur, dengki, ujub (bangga diri), hasad, mencela, memaki orang lain dan mengganggu tetangga.

6. Islam melarang perbuatan menggunjing (ghibah), yaitu membicarakan keburukan orang lain dan mengadu domba (namimah), yaitu mengadakan provokasi di antara sesama untuk menimbulkan kerusakan dan permusuhan.

7. Islam melarang banyak berbicara yang tidak berguna, menyebarluaskan rahasia orang lain, memperolok-olok dan menganggap remeh orang lain.

8. Islam juga melarang mencaci-maki, mengutuk, mencela dan ungkapan-ungkapan buruk dan memanggil orang lain dengan panggilan-panggilan buruk.

Allah Azza wa Jalla berfirman:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّن قَوْمٍ عَسَىٰ أَن يَكُونُوا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِّن نِّسَاءٍ عَسَىٰ أَن يَكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوا أَنفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ ۖ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ ۚ وَمَن لَّمْ يَتُبْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ

“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat. Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olok) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk (fasiq) sesudah beriman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim. Wahai orang-orang yang beriman. Jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” [Al-Hujuraat: 10-12]

9. Islam melarang kita banyak berdebat, bertengkar, percandaan hina yang dapat membawa kepada kejahatan dan meremehkan orang lain.

10. Islam melarang pengkhianatan, perbuatan makar, ingkar janji dan fitnah yang dapat menyebabkan orang lain berada dalam ketidakpastian.

11. Islam melarang seorang anak durhaka kepada kedua orang tua dan memutus hubungan silaturahmi dengan sanak kerabat famili terdekat.

12. Islam melarang berburuk sangka, memata-matai dan mencari-cari kesalahan orang lain.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain...” [Al-Hujuraat: 12]

13. Islam melarang membuat tato, mengerik bulu wajah, mencukur alis, menyambung rambut (sanggul) dan memakai pakaian yang tidak menutup aurat.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

لَعَنَ اللهُ الْوَاشِمَاتِ وَالْمُسْتَوْشِمَاتِ وَالْمُتَنَمِّصَاتِ وَالْمُتَفَلِّجَاتِ لِلْحُسْنِ، اَلْمُغَيِّرَاتِ خَلْقَ اللهِ.

“Allah melaknat wanita yang bertato, wanita yang meminta ditato, wanita yang mengerik bulu wajah, wanita yang mencukur bulu alis matanya dan wanita yang mengikir giginya agar tampak cantik, mereka telah mengubah ciptaan Allah.” [5]

Dalam riwayat lain, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam melaknat wanita yang menyambung rambut dan meminta disambung rambutnya. [6]

Rasulullah Shallallahu a'alaihi wa sallam mengancam dengan masuk Neraka bagi wanita yang tidak berbusana muslimah (berjilbab yang menutupi aurat), Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا، قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ، يَضْرِبُوْنَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيْلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُؤُوْسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ البُخْتِ الْمَائِلَةِ، لاَيَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيْحَهَا، وَإِنَّ رِيْحَهَا لَيُوْجَدُ مِنْ مَسِيْرَةِ كَذَا وَكَذَا.

“Ada dua golongan penduduk Neraka, yang belum pernah aku lihat keduanya,
yaitu suatu kaum yang memegang cemeti seperti ekor sapi untuk mencambuk manusia dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang, ia berjalan berlenggak-lenggok dan kepalanya dicondongkan seperti punuk unta yang condong. Mereka tidak akan masuk Surga dan tidak akan mencium aroma Surga, padahal sesungguhnya aroma Surga dapat tercium sejauh perjalanan begini dan begini.” [7]

Syarat jilbab wanita muslimah yang sempurna:
a. Menutup seluruh tubuh, kecuali wajah dan dua telapak tangan.
b. Kainnya tebal, tidak tipis atau transparan.
c. Harus longgar, tidak ketat.
d. Tidak memakai wangi-wangian (parfum).
e. Tidak menyerupai pakaian laki-laki.
f. Tidak menyerupai pakaian wanita kafir.[8]

14. Islam melarang minuman keras (khamr), mengkonsumsi atau memperjualbelikan narkoba dan melarang perjudian.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَن يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَن ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ ۖ فَهَلْ أَنتُم مُّنتَهُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya khamr (minuman keras), berjudi, (berkorban untuk) berhala dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah (per-buatan-perbuatan itu) agar kamu beruntung. Dengan minuman keras dan judi itu syaitan bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan melaksanakan shalat, maka tidakkah kamu mau berhenti?” [Al-Maa-idah: 90-91]

15. Islam melarang promosi palsu dan dusta, curang dalam takaran dan timbangan. Menggunakan harta kekayaan dalam hal yang diharamkan.

Allah Azza wa Jalla berfirman:

وَيْلٌ لِّلْمُطَفِّفِينَ الَّذِينَ إِذَا اكْتَالُوا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُونَ وَإِذَا كَالُوهُمْ أَو وَّزَنُوهُمْ يُخْسِرُونَ

“Celakalah bagi orang-orang yang curang. (Yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang (untuk orang lain), mereka mengurangi.” [Al-Muthaffifin: 1-3]

16. Islam melarang perbuatan saling menjauhi satu sama lain, saling bermusuhan, acuh tak acuh dan melarang seorang muslim tidak menegur saudaranya sesama muslim lebih dari tiga hari.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

لاَ يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلاَثِ لَيَالٍ: يَلْتَقِيَانِ فَيُعْرِضُ هَذَا وَيُعْرِضُ هَذَا وَخَيْرُهُمَا الَّذِي يَبْدَأُ بِالسَّلاَمِ.

“Tidak halal bagi seorang muslim untuk membiarkan saudaranya lebih dari tiga hari, keduanya bertemu tetapi saling memalingkan muka. Dan yang terbaik dari keduanya adalah yang memulai mengucapkan salam.” [9]

17. Islam melarang onani, perzinahan, homoseks, lesbian dan membunuh jiwa yang diharamkan Allah Azza wa Jalla. Allah Azza wa Jalla berfirman:

وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ إِلَّا عَلَىٰ أَزْوَاجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ فَمَنِ ابْتَغَىٰ وَرَاءَ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْعَادُونَ

“Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka (dalam hal ini) tiada tercela. Tetapi barangsiapa mencari yang di balik (zina dan sebagainya) itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.” [Mukminun: 5-7]

18. Islam melarang kita menerima uang sogokan (suap) atau menyuap orang lain. Dalam sebuah hadits dari ‘Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu anhuma :

لَعَنَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرَّاشِى وَالْمُرْتَشِى.

“Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam melaknat orang yang menyuap dan orang yang menerima suap.” [10]

Orang yang menyuap dan yang disuap hukumnya sama bagi keduanya, yaitu berdosa. Suap menyuap hukumnya haram, meskipun mereka memakai istilah “hadiah”, “uang jasa”, “uang damai”, dan lainnya.

Demikianlah ulasan singkat tentang perintah-perintah dan larangan-larangan Islam yang menunjukkan kebenaran dan keindahannya.

[Disalin dari buku Prinsip Dasar Islam Menutut Al-Qur’an dan As-Sunnah yang Shahih, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka At-Taqwa Po Box 264 Bogor 16001, Cetakan ke 3]
_______
Footnote
[1]. Lihat ath-Thariq ilal Islam oleh Syaikh Muhammad bin Ibrahim al-Hamd.
[2]. HR. Muslim (no. 2162 (5)) dari Shahabat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu
[3]. HR. At-Tirmidzi (no. 2344), Ahmad (I/30), Ibnu Majah (no. 4164). At-Tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan shahih.” Dishahihkan pula oleh al-Hakim (IV/318) dari Shahabat ‘Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu anhu, lafazh ini milik Ahmad.
[4]. HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud dan lainnya.
[5]. HR. Al-Bukhari (no. 4886, 5931, 5948) dan Muslim (no. 2125) dari Shahabat ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhu. Lihat keterangan lengkap dalam Adabuz Zifaf (hal 202-203).
[6]. HR. Al-Bukhari (no. 5947) dan Muslim (no. 2124) dari Shahabat Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhuma.
[7]. HR. Muslim (no. 2128), dari Shahabat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu.
[8]. Untuk lebih lengkapnya, silakan lihat kitab Jilbabul Maratil Muslimah oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani v.
[9]. HR. Al-Bukhari (no. 6077) dan Muslim (no. 2560) dari Shahabat Abu Ayyub al-Anshary Radhiyallahu anhu.
[10]. HR. Abu Dawud (no. 3580), at-Tirmidzi (no. 1337) dan ia berkata: “Hadits hasan shahih.”
kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim," (Al-Hujuraat: 11).
Diriwayatkan dari Abu Jubairah bin adh-Dhahak, ia berkata, "Firman Allah, walaa tanaabazu bil alqaab turun kepada kami dan Bani Salamah." Ia kembali berkata, "Ketika Rasulullah saw. datang mengunjungi kami tidak seorangpun diantara kami kecuali ia memiliki dua nama, lalu Nabi saw. memanggil, 'Ya fulan!' Lantas para sahabat berkata, 'Ya Rasulullah, ia marah dipanggil dengan nama itu'," (Shahih, HR Bukhari dalam Adabul Mufrad [330]).

Jumat, 06 Desember 2013

Cara mengobati tenggorokan yang sakit akibat menelan duri ikan

Cara mengobati tenggorokan yang sakit akibat menelan duri ikan

Saur pertama pada puasa tahun ini ramadhan 1434 H, istri saya beli iklan lele yang agak besar-besar dan lalapan lele,  karena buru-buru waktu mau imsyak, maka saurnya juga buru-buru sehingga tak terasa duri halus ikut tertelan. Terasa – terasa setelah selesai saur masih ada yang rasa nyangkut sampai beberapa hari dan saya cari-cari apa cara ngatasi dari mbah google dan nyai yahoo….
Semua tips sudah saya coba tapi ya masih ga mau ilang. Sampai semua badan terasa ikut meriang, apa lagi dalam kondisi puasa awal-awal puasa.  Bahkan sampai  makanan yang sdh ditelan akhirnya dimuntahkan semua guna mngeluarkan duri.  wal hasil duri tetap terasa…...
Semua resep dari mbah google dan nyai yahoo ku coba cemuanya, ini semua resepnya dari :
Tips yang udah ane lakuin untuk menghilangkan duri yang nyangkut ditenggorokan ane neh:
  1. Nasi anget yang udah di unyet-unyet berbentuk bola ditelen langsung tanpa dikunyah. Nasinya di gilas dulu ya gan sampai lumat biar lambung ente2 ga' bekerja ekstra. Trus diameter unyetan nasi td ya menyesuaikan mulut ente  masing-masing.
  2. Makan buah pisang sebanyak-banyaknya sampai tu duri ikut kunyahan pisang n masuk ke lambung untuk dihancurkan. Cayoo !!!
  3. Minum Air putih sekembung-kembungnya dengan menegak agak kenceng. Ya ibarat klo disungai ada sampah nyangkut di glontor air kan pada hanyut juga.. hehehe.. (emangnye tenggorokan ente bak sungai..wakkkk.. piss gan)
  4. Rogoh pake jari ente ke bagian tu duri nyangsang di tenggorokan ente. Awas hati-hati jangan sampe salah rogoh, nnti jangan-jangan yg ente ambil malah sentilnya. bisa brabe tu. Klo ente nglakuin yg ini dijamin deh ente bakal dogap alias mukok bin muntah. Huuuegh...Waspadalah!!
  5. Bertahan untuk sabar, karena duri yang nyangkut di dalam usus atau tenggorokan lama-kelamaan akan luluh akibat terkena enzim-enzim penghancur dalam tubuh kita gan. Ampuh juga ye senjata / tenaga dalam kita. Klo di film kesatria baja hitam mungkin harus nyebut n berteriak " Senjata Penghancur duri "... hahahahaha...
  6. Siapin kasur/busa/ apa ajalah yang penting empuk untuk sandaran kepala. Gunanya nnti ente2 pada jungkir balik dengan kepala dibawah n kaki diatas. Fungsinya biar si duri kembali jatuh ke mulut dan bisa ente kluarin langsung. Hajar tu duri kalo dah kluar.. kaya pencuri aje main hajar. Padahal di saluran pencernakan kita kan ada sistem gerak peristaltik ya.. wah gimana nih...??
  7. Konsultasikan ke ahlinya bisa ke dokter THT atau ke dokter di Rumah Sakit ternama di kota agan-agan. Jangan yang abal-abal lo. Coz ane akhirnya periksa ke dokter special n mpe rogoh  kocek yg lumayan ga' sedikit lo..huft. Ya ane cuma pengen si dokter bisa ambil tu duri  yang Nge-Time di tenggorokan ane, truz mau ane minta tu duri buat balas dendam. Mo tak gilas mpe lumat tu duri..Hajarrrrrr.. Eh singkat cerita ternyata dokternya bilang,"mas, ini durinya udah terlalu ketelen kedalam, jadi susah buat ambilnya (dalam hati ane bilang="Ya ane tau dok, klo masih diluar ane juga ga' bakalan datang kesini...iNi dokternya yang bego' ato ane yang Oon siy...).Trus ane jawab: "ooh..gitu ya dok, Tapi apa ga' bisa diambil dok?... Si Dokter Menjawab: " ya bisa mas, tapi resikonya tinggi, dan prosedurnya rumit. Karena Duri itu sifatnya organik, lama-kelamaan akan hancur dengan sendirinya...... Disaat itu ane cum bengong: "oooooOOO, gitu ya dok? (Dalam hati:"Bilang dari tadi Dooook kalo ga' bisa,,, Tadi ane juga udah bilang kalo dah ketelen didalemmmm..Asoy Lollleee lu Dok).
  8. Berkumur dengan air garam
    Berkumur dengan air garam dapat mengurangi radang pada tenggorokan. Kenapa? Karena garam dapat menarik air keluar dari membran sel, sehingga cukup efektif mengurangi bengkak dan peradangan akibat sakit tenggorokan. Cara menggunakannya: tambahkan setengah sampai satu sendok teh garam untuk secangkir air hangat, dan berkumur dengan air campuran ini setidaknya sekali setiap jam.
  9. Cuka sari apel
    Meski tidak bisa menemukan bukti ilmiah tentang cara kerjanya, tetapi banyak orang mempercayai khasiatnya. Cara menggunakan: Campurkan satu sendok makan cuka sari apel dalam secangkir air hangat, kemudian dikumur dan telan.
  10. Resep dari Ayah pada saat duri ikut tertelan: oleskan minyak (boleh minyak telon atau minyak kelapa) di tulang ekor, trs agak dipijat sedikit. oleskan jg di kedua lutut dan kedua mata kaki... kemudian tidur. InsyaAllah bangun tidur durinya sdh ga akan terasa lagi di tenggorokan..
    Sy sdh nyoba 2x Alhamdulillah manjur...
Tapi  ternyata tetap saja blm ada hasilnya...
Dalam keadaaan bingung, saya Tanya sono sini, tak coba semua akhirnya sami mawon boten enten hasil.
Akhirnya saya biarin aja saking stressnya, beberapa hari kemudian  sembuh dengan sendirinya, walapun sudah lega tapi nyesek juga harus lewati beberapa hari…..alah-alah mak…
Ternyata ada hikmahnya dibalik semuanya, apa yaitu disuruh sabar. Saya baca sebuah artikel bahwa jika seorang muslim sakit (tertusuk duru) itu akan menghapus dosa. Memang saya pikir yang paling utama atau wajib bagi seorang muslim jika sakit adalah sabar. Ini ada tuntunan yang syar’I bagi kita yang sedang kena musibah sakit,  pertama adalah tetap sabar. Kedua adalah perlu dipahami bahwa berobat adalah sunnah, ketiga adalah jika kita sabar balasanya sorga, dan sebagai penghapus dosa, keempat perbanyak membaca doa nabi ayub AS.
Jika kebanyakan orang mengatakan bahwa sabar adalah ada batasnya adalah salah besar. Karena sabar laksana cahaya, sabar sentuhan pertama bagi siapa saja yang sedang kena musibah, sabar urusan hati, ridho atas ketetapan Allah (qodho). Disaring dari hadis rasulullah, riwayat ‘atho Ibn  Abi Rabbah, tentang peristiwa wanita  yang sering sakit ayan dan tersingkab bajunya..selanjutnya disebut wanita ahli surge karena sabar. Semoga bermanfaat.