Menurut KH Manshur akan menjadi luar biasa apabila kesatuan
ibadah haji dilanjutkan pada kesatuan politik umat Islam sebagaimana yang
diperjuangkan Hizbut Tahrir Indonesia (yakni tegaknya Khilafah Islam, red).
“Bukankah di masa lalu, Rasulullah SAW dan para Khalifah
Amirul Mukminin setelahnya selalu berada di tengah-tengah umat yang tengah
berhaji,” ungkap Mursyid Thariqah Qadiriyah wa Naqshabandiyah, Ngawi, Jawa
Timur, seperti dilansir Tabloid Media Umat Edisi 113, Jum’at (11-24/10).
Ia menegaskan kesatuan spiritual dan politik tersebut
membuat kaum Muslim kuat. Inilah yang membuat orang kafir, musyrik dan munafik
tidak berani meneror umat Islam ketika mereka dipersatukan secara spiritual dan
politik. Dan nyatanya perbedaan kaifiyat yang beragam tersebut tidak
menghalangi mereka untuk beribadah haji secara bersama.
“Saya yakin jika keberbedaan dalam kebersamaan haji ini bisa menjadi modal besar bagi kita untuk persatuan yang hakiki sebagaimana yang diperjuangkan oleh HTI,” pungkasnya.[]PN/Joy
“Saya yakin jika keberbedaan dalam kebersamaan haji ini bisa menjadi modal besar bagi kita untuk persatuan yang hakiki sebagaimana yang diperjuangkan oleh HTI,” pungkasnya.[]PN/Joy