Jumat, 07 Juni 2013

MANUSIA HADIR DI MUKA BUMI ATAS KEHENDAH GUSTI ALLAH

            Manusia  hadir dimuka bumi  atas kehendak Allah SWT, allah akan menguji manusia, siapa yang paling baik amalnya(ahsanu amalan), dan bukan yang paling banyak amalnya(aktsaru amalan), Al-Qur’anul karim mengatakan ,” …..allah akan menguji kamu siapa diantara kamu yang paling baik amalannya…( Qs 11:8 )

Manusia mengatasi kesulitan kehidupannya dengan kemampuan dan akal pikirannya, sesuai anugrah allah kepadanya manusia hanya diarahkan kepadaNya, manusia hanya diarahkan kepada apa yang diciptakan untuk keperluannya.
Ada yang berbakat menjadi pedagang, penusaha, atau lain- lain, ada yang punya daya pikir dan kecerdasan  yang melebihi orang lain, dengan daya segala kemampuan fisik, mental, dan seperitual, dia mencari rizki sebanyak-sebanyaknya untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda – beda, baik untuk diri, keluarganya, atau orang lain.
Allah SWT telah memberikan kepada manusia dua tangan untuk ketrampilan dan kesempurnaan karyanya,   Allah memberikan dua kaki untuk melangkahnya membawa tubuh guna berusaha dan seterusnya. Namun kadang kala ada halangan, rintangan atau sebab – sebab lain, sehinga kita tidak mampu memperolehnya.  Atau dalam pelaksanaanya kita tiba – tiba dihadapkan kepada kesulitan. Meskipun kita  berusaha menghindarinya, dengan menempuh berbagai cara dan kemampuan yang kita miliki tetap kita tidak berhasil.
Maka timbul pikiran apa dan bagaimana yang harus kita lakukan ?
Apa yang dapat menyelamatkan diri dari kecemasan dan ketakutan  kita ?
Apa akal mampu menolong ?
Maka kita sebagai orang yang beriman akan menjawab,” Ya Allah,Ya Robku,” hanya kepada engkaulah aku berserah diri, bermunajat dan berdoa.

Manusia harus menyucikan diri
 Seluruh ajaran Islam bermaksud untuk menyucikan diri kita, yakni kalimat syahadat untuk menyucikan aqidah kita dari kemusyrikan, dan menafikan segala pengabdian kepada selain Allah. Sholat menyucikan jiwa dengan selalu mengigat Allah. Shaum menyucikan rohani kita dengan menahan hawa nafsu dan menundukkan pada Allah, zakat untuk mencucikan harta kita buat membantu sesama. Haji mencucikan kehidupan  kita dan mengarah perjalanan  kita agar kita berputar pada rumah allah.dll. Manusia suci dalam Islam disebut manusia taqwa: firman allh SWT.
Ingatlah sesungguhnya wali – wali allah itu tidak ada kekawatiran bagi mereka dan tidak pula mereka beresedih hati. Yaitu orang – orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan kehidupan di akhirat. Tidak ada perubahan- perubahan bagi kalimat – kalimat (janji – janji) allah. Yang demikian itu ada kemenangan yang besar. (Qs 10: 62-64). Manusia taqwa adalah wali- wali allah yang semula mati kemudian kami hidupkan dan kami berikan cahaya yang terang , yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah – tengah mereka.(Qs 6:122)

Tanda – tanda orang yang menyucikan diri

Pertama merendahkan diri,  para ulama mengatakan ,”kalau saudara telah berdiri diatas sajadah, sudah mengangkat tangan untuk takbir, ketahuilah saudara telah meninggalkan dunia ini,”artinya anda telah mi’roj menghadap allah seolah – olah sudah di sidratul muntaha, seperti rosulullah.
Kedua menahan nafsu,artinnya mampu mengendalikan dirinya dari hawa nafsunya, hanya takut pada allah, akan ahzabnya. Ketiga banyak berzikir, artinya berzikir kepada allah sebanyak – banyaknya. Keempat solidaritas social, artinya gemar membantu sesama, memberi makan pada orang yang lapar, memberi pakean pada yang telanjang, melindungi dan menyayangi orang yang kena musibah,dll.
Insyaallah kita akan mendapatkan manisnya iman sebagai  muslim yang mukmin, yang mempunyai karakteristik sebagai mukmin yang sejati. Dalam shahih Bukhari, rosul yang mulia bersabda: pertama barang siapa yang beriman pada allah dan hari akhir , hendaklah memuliakan/menghormati  tetangganya. Kedua barang siapa yang beriman kepada allah dan hari akhir , hendaknya dia menyambung tali persaudaran. Ketiga  barang siapa yang beriman kepada allah dan hari akhir, hendaknya ia berbicara yang benar, kalau tidak lebih baik diam. Keempat tidak dianggap sebagai orang yang beriman apabila seseorang tidur dalam keadan kenyang, sementara para tetangganya kelaparan disampingnya.
 Beramalan atau beribadah semata – semata hanya untuk mencari keridhaan  allah SWT, allah berfirman yang artinya …keridhaan allah lebih besar dari pada dunia dan seisinya. (Qs 7: 72), yang harus dilandasi dengan ketaqwan, keikhlasan, dan mengetahui ilmunya dengan khaifiyah yang benar. Syidina ali bin abi tholib pernah berkata,”kalau sulit mencari rizki , maka berdaganglah dengan allah,” dan berdagang dengan allah salah satunya bersedekah. Kesalahan kita yang sering kita lakukan beramal tanpa ilmu, kita sering memahami agama untuk kepentingan diri kita sendiri, kita mau berdoa hanya ada kepentingan seperti berebut tender, ikut test/ujian, ujian dinas, uas, minta naik pangkat, kesulitan usaha, minta laris,dll, kita berdoa terus menerus ketika kena musibah, ketika kesusahan berhenti berhenti pula doanya. Untuk itu mari kita belajar mengunakan semua kesempatan yang ada untuk berdagang dengan allah yaitu berdakwah untuk menegakkan syariah Islamiyah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar