Manusia
hadir dimuka bumi atas kehendak
Allah SWT, allah akan menguji manusia, siapa yang paling baik amalnya(ahsanu
amalan), dan bukan yang paling banyak amalnya(aktsaru amalan), Al-Qur’anul
karim mengatakan ,” …..allah akan menguji
kamu siapa diantara kamu yang paling baik amalannya…( Qs 11:8 )
Manusia mengatasi kesulitan
kehidupannya dengan kemampuan dan akal pikirannya, sesuai anugrah allah
kepadanya manusia hanya diarahkan kepadaNya, manusia hanya diarahkan kepada apa
yang diciptakan untuk keperluannya.
Ada yang berbakat menjadi
pedagang, penusaha, atau lain- lain, ada yang punya daya pikir dan
kecerdasan yang melebihi orang lain,
dengan daya segala kemampuan fisik, mental, dan seperitual, dia mencari rizki
sebanyak-sebanyaknya untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda – beda, baik untuk
diri, keluarganya, atau orang lain.
Allah SWT telah memberikan kepada
manusia dua tangan untuk ketrampilan dan kesempurnaan karyanya, Allah memberikan dua kaki untuk melangkahnya
membawa tubuh guna berusaha dan seterusnya. Namun kadang kala ada halangan,
rintangan atau sebab – sebab lain, sehinga kita tidak mampu memperolehnya. Atau dalam pelaksanaanya kita tiba – tiba
dihadapkan kepada kesulitan. Meskipun kita
berusaha menghindarinya, dengan menempuh berbagai cara dan kemampuan yang
kita miliki tetap kita tidak berhasil.
Maka timbul pikiran apa dan
bagaimana yang harus kita lakukan ?
Apa yang dapat menyelamatkan diri
dari kecemasan dan ketakutan kita ?
Apa akal mampu menolong ?
Maka kita sebagai orang yang
beriman akan menjawab,” Ya Allah,Ya Robku,” hanya kepada
engkaulah aku berserah diri, bermunajat dan berdoa.
Manusia
harus menyucikan diri
Ingatlah sesungguhnya wali – wali
allah itu tidak ada kekawatiran bagi mereka dan tidak pula mereka beresedih
hati. Yaitu orang – orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa. Bagi mereka
berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan kehidupan di akhirat. Tidak ada
perubahan- perubahan bagi kalimat – kalimat (janji – janji) allah. Yang
demikian itu ada kemenangan yang besar. (Qs 10: 62-64). Manusia taqwa adalah
wali- wali allah yang semula mati kemudian kami hidupkan dan kami berikan
cahaya yang terang , yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah –
tengah mereka.(Qs 6:122)
Tanda
– tanda orang yang menyucikan diri
Pertama
merendahkan diri, para
ulama mengatakan ,”kalau saudara telah berdiri diatas sajadah, sudah mengangkat tangan
untuk takbir, ketahuilah saudara telah meninggalkan dunia ini,”artinya anda
telah mi’roj menghadap allah seolah – olah sudah di sidratul muntaha, seperti
rosulullah.
Kedua menahan
nafsu,artinnya mampu mengendalikan dirinya dari hawa nafsunya, hanya takut pada
allah, akan ahzabnya. Ketiga banyak berzikir, artinya
berzikir kepada allah sebanyak – banyaknya. Keempat solidaritas
social, artinya gemar membantu sesama, memberi makan pada orang yang lapar,
memberi pakean pada yang telanjang, melindungi dan menyayangi orang yang kena
musibah,dll.
Insyaallah kita akan mendapatkan
manisnya iman sebagai muslim yang
mukmin, yang mempunyai karakteristik sebagai mukmin yang sejati. Dalam shahih
Bukhari, rosul yang mulia bersabda: pertama barang siapa yang beriman
pada allah dan hari akhir , hendaklah memuliakan/menghormati tetangganya. Kedua barang siapa yang
beriman kepada allah dan hari akhir , hendaknya dia menyambung tali
persaudaran. Ketiga barang siapa yang
beriman kepada allah dan hari akhir, hendaknya ia berbicara yang benar, kalau
tidak lebih baik diam. Keempat tidak dianggap sebagai orang
yang beriman apabila seseorang tidur dalam keadan kenyang, sementara para
tetangganya kelaparan disampingnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar